Tari Tradisional Bali - 10 Tarian Daerah Bali yang Wajib Diketahui

Posting Komentar

Dalam budaya Bali, seni tari tidak hanya berfungsi hiburan, tetapi lebih dari itu, tarian juga erat kaitannya dengan ritual keagamaan. Dari keragaman fungsi tersebut, tarian tradisional Bali terbedakan menjadi 3, yakni Tari Wali, Tari Bebali, dan Balih-balihan.

Tari Wali bersifat sakral sebagai bagian dari upacara keagamaan, Tari Bebali juga merupakan tari upacara namun hanya sebagai pengiring. Sementara-itu, Tari Balih-balihan merujuk pada tarian yang sifatnya sekuler yang fungsinya murni sebagai hiburan.

Tari daerah Bali sangat banyak macamnya, baik tari tradisional maupun tari kreasi baru. Namun dalam artikel ini, hanya memuat ragam tarian tradisional Bali. Tidak mencakup semuanya, hanya beberapa tari-tarian yang populer mewakili kesenian tari khas Bali.

Tari Barong - Tarian Ritual Sakral Bali

Barong adalah tarian tradisional Bali yang melibatkan satu atau dua orang berkostum dan bertopeng hewan berkaki empat. Dalam perkembangannya, juga diwujudkan dengan binatang berkaki dua. Ini adalah salah satu tarian sakral bagian dari ritual keagamaan.

Tarian Barong Bali menggambarkan pertarungan antara kebajikan dan kebatilan. Kebajikan terwakili oleh sosok Barong sedangkan kebatilan terwakili oleh Rangda. Di Bali, Tari Barong sangatlah banyak macamnya dan yang paling umum adalah Barong Ket.

Beragam pendapat mewarnai sejarahnya, salah satunya mengatakan Barong adalah metamorphosis Reog Ponorogo yang dibawa Raja Airlangga ke Bali. Secara mitologis tari ini berfungsi untuk mengusir penyakit dari roh jahat (leak) yang mengganggu manusia.

Tari Kecak - Sendratari Tradisional Bali

Tari Kecak atau yang juga terkenal dengan sebutan tari api adalah nama tarian Bali yang lebih berupa sendratari. Menariknya, tarian ini hanya diiringi oleh suara vokal pemain “cak cak ke cak cak ke”. Istilah Tari Kecak berasal dari suara vokal tersebut.

Kesenian Kecak menyajikan lakon pewayangan seperti Rama Shinta dan merupakan seni pertunjukan massal yang hanya berfungsi hiburan. Apabila terdapat unsur sakral, biasanya hanya semacam kerauhan atau masolah yakni kekebalan dari bara api.

Dalam sejarahnya, Kecak berasal dari kebudayaan pra-Hindu sebagai bagian dari ritual Sang Hyang. Pada tahun 1930-an, Wayan Limbak bersama Walter Spies menciptakan Tari Kecak berdasarkan tradisi SangHyang disertai bagian-bagian dari kisah Ramayana.

Tari Pendet - Tarian Penyambut Tamu

Salah satu tarian tradisional Bali yang sangat populer adalah Tari Pendet. Pada awalnya tari ini tampil di Pura sebagai tari pemujaan, lambang penyambutan turunnya dewata ke alam dunia. Seiring perkembangan, tarian ini pun berfungsi untuk menyambut tamu.

Tersebutlah seorang I Wayan Rindi yang menggubahnya pada tahun 1950, sedangkan perubahan gerak dan fungsi terjadi pada tahun 1961. Melalui I Wayan Beratha, tari ini juga berfungsi sebagai tari penyambutan tamu dengan penambahan penari menjadi 5 orang.

Tidak seperti tarian daerah Bali lainnya, tarian Pendet tidak memerlukan latihan intensif dan siapapun bisa ikut menarikannya, baik pria, wanita, dewasa maupun anak-anak. Tarian ini pernah tampil secara massal pada saat pembukaan Asian Games pada tahun 1962.

Tari Legong - Tarian Klasik Khas Bali

Tari Legong merupakan tarian klasik yang lahir dalam lingkungan Keraton Bali. Tarian ini menjadi inspirasi yang memunculkan tari-tari kreasi baru di Bali. Legong sendiri banyak mendapat pengaruh dari Gambuh, dramatari klasik Bali yang paling kaya gerak-gerak tari.

Dalam penyajiannya, Legong mengusung banyak cerita. Namun, yang populer adalah cerita Lasem yang mengisahkan kasih tak sampai Prabu Lasem kepada Putri Rankesari. Berawal dari penampilan penari Condong (Emban) dan di ikuti oleh dua penari Legong.

Banyak mitos terkait sejarah tari tradisional Bali yang muncul pada kisaran abad ke-19 ini. Dulunya, penari Legong menari dengan menggunakan Topeng. Sementara itu, ada yang menyebutkan bahwa tarian Legong tanpa topeng merupakan evolusi dari Tari Gandrung.

Tari Rejang - Tari Penyambutan Dewa

Tari Rejang telah menjadi bagian dari upacara keagamaan di Bali sejak zaman pra-Hindu. Fungsinya sebagai persembahan suci menyambut kedatangan dan menghibur para Dewa yang turun dari kahyangan. Biasanya tampil dalam pelaksanaan upacara Dewa Yadnya.

Tari ini melibatkan penari putri secara massal. Identik dengan gerak yang sederhana dan lemah lembut namun progresif dan lincah. Para penari Rejang menari dengan sangat khidmat, penuh pengabdian kepada Dewa-Dewi Hindu dan penuh penjiwaan.

Ada beberapa jenis Tarian Rejang yang terbagi berdasarkan status sosialnya, cara menarikannya, tema dan perlengkapan tarinya. Musik pengiring umumnya memakai gong kebyar, tapi ada juga yang memakai gamelan selonding atau gamelan gambang.

Tari Baris - Tari Perang Tradisional Bali

Tari Baris merupakan tarian tradisional Bali yang identik dengan kaum lelaki. Tercipta untuk menggambarkan ketangguhan seorang prajurit bali yang hendak pergi berperang, gambaran kejantanan pahlawan Bali yang menunjukkan kemantapan kepemimpinannya.

Tari Baris termasuk jenis tarian khas daerah Bali yang pertama kali diajarkan kepada setiap anak laki-laki Bali sebelum mereka beranjak dewasa. Seperti halnya tarian tradisional yang lainnya, pada awalnya tarian ini juga berfungsi sebagai sarana ritual keagamaan.

Tari baris yang berkaitan dengan ritual keagamaan bernama Tari Baris Upacara yang penyajiaannya secara berkelompok oleh 8-40 orang. Ada juga Tari Baris Tunggal yang murni sebagai hiburan rakyat, gerakannya energik dengan busana lebih berwarna.

Tari Sanghyang - Tari Ritual Kuno Bali

Tari Sanghyang juga merupakan tarian tradisional Bali kuno peninggalan kebudayaan pra-Hindu di Bali. Tarian ini banyak terdapat dalam lingkup masyarakat pegunungan di bagian utara dan timur Bali. Sanghyang adalah tarian sakral yang berfungsi untuk menolak bala.

Pada sasih kelima dan keenam, ada keyakinan bahwa Ratu Gede Mecaling akan menyebar penyakit. Ritual “Nangiang Sanghyang” pun terselenggara demi memohon perlindungan. Adapun tarian Sanghyang menjadi jalan komunikasi spiritual dengan alam gaib.

Sebelum tari ini tampil, biasanya ada upacara memakai dupa (kemenyan), nyanyian, serta doa-doa. Jika permohonan terkabul, penari akan kerawuhan karena kemasukan Hyang yang turun ke bumi untuk menyelamatkan manusia. Penarinya bisa satu atau lebih.

Tari Telek - Warisan Leluhur nan Sakral

Topeng Telek merupakan tarian sakral warisan leluhur yang wajib dipentaskan demi “meminang” keselamatan dunia. Tidak mementaskan tari ini sama halnya mengundang beragam marabahaya. Melalui keyakinan tersebut, Tari Telek tetap lestari hingga saat ini.

Bahkan, demi menjaga kemurnian seni warisan leluhur ini, seluruh pakem pementasan Tari Telek tetap dipertahankan. Banjar-banjar di Bumi Serombotan, Klungkung, seperti Banjar Adat Pancoran Gelgel dan Desa Adat Jumpai secara teratur mementaskan tarian ini.

Dalam Tari Telek, ada empat penari pria, namun kadang ada juga yang penarinya wanita. Keempat penari menarikan tarian ini dengan menggunakan topeng berwarna putih yang berkarakter wajah tampan yang lembut dengan iringan musik Tabuh Bebarongan.

Gambuh - Sumber Tarian Klasik di Bali

Gambuh adalah dramaturgi kebesaran era kejayaan keraton Bali yang menjadi kesenian paling tinggi mutunya. Dramatari klasik yang kaya gerak tari. Banyak yang berpendapat Gambuh adalah sumber semua tari klasik Bali atau mata air seni pertunjukan Bali.

Terlihat dari bentuknya, Drama Tari Gambuh adalah seni pentas dengan dominasi unsur seni tari. Namun, Gambuh juga kaya akan unsur seni tabuh, sastra, dialog, rupa dan seni rias. Semua unsur berpadu menciptakan komposisi seni yang harmonis, sarat keindahan.

Kesenian ini melibatkan 25-40 laki-laki dan perempuan membawakan cerita Panji (Malat) dari Jawa Timur. Dalam sejarahnya, Gambuh terkait erat dengan runtuhnya Majapahit pada abad XV, yang mana seluruh khasanah kesusastraan Jawa diboyong ke Bali.

Drama Tari Topeng Tradisional khas Bali

Dalam kebudayaan Bali, topeng banyak terlibat dalam keseniannya. Kendati demikian yang lazim disebut atau yang paling mewakili seni topeng adalah Drama Tari Topeng. Kesenian tari ini terbagi tiga, yakni Topeng Pajegan, Topeng Panca dan Topeng Prembon.

Penari Topeng Pajegan adalah seorang penari yang menarikan banyak topeng. Topeng Panca melibatkan 5 orang dan bersifat non ritual. Dan, Topeng Prembon adalah gabungan berbagai elemen seni Bali termasuk Arja, Gambuh, Topeng dan Bebarongan.


Demikian daftar tari tradisional khas daerah Bali. Masing-masing tarian telah dibuatkan artikel tersendiri dengan informasi yang lebih terperinci. Anda bisa membacanya melalui tautan di dalam setiap tarian di atas. Baca juga Tari Tradisional Jawa Timur.

Artikel Terkait

Posting Komentar