Alat Musik Jawa Timur, 8 Alat Musik Tradisional Daerah di JATIM

Posting Komentar

Dalam banyak hal, kebudayaan masyarakat Jawa Timur masih terikat sejarah dengan Jawa Tengah. Karena itu sebagian besar kesenian di Jawa Timur banyak mendapat pengaruh dari kesenian gaya Mataraman (Jawa Tengah), termasuk juga alat musik Jawa Timur.

Umumnya pengiring musik seni tradisi di Jawa Timur masih menggunakan Gamelan Jawa. Meski demikian, Jawa Timur unik melalui keberadaan suku Osing Banyuwangi dan suku Madura. Kebudayaan mereka cukup menonjol mewakili kekhasan seni Jawa Timuran.

Sebagian besar alat musik khas Jawa Timur terlahir dari kebudayaan Suku Osing dan Suku Madura. Sementara itu, yang lainnya masih menggunakan perangkat Gamelan Jawa dengan beberapa modifikasi yang menyesuaikan dengan selera kesenian Jawa Timuran.

Alat Musik Angklung Reyog Jawa Timur

Secara umum, Angklung merupakan alat musik tradisional Indonesia yang lebih populer sebagai hasil kreatifitas suku Sunda di Jawa Barat. Meskipun begitu, alat musik multitonal terbuat dari bambu ini juga bisa kita temukan di daerah lain dengan ciri khasnya sendiri.

Di Jawa Timur ada beberapa jenis Angklung. Salah satunya Angklung Reyog, alat musik Jawa Timur khas Ponorogo untuk mengiringi pertunjukan Reog Ponorogo. Ciri khasnya berhias benang merah dan kuning dengan lengkungan bambu yang tertata rapi dan indah.

Angklung Reog termasuk jenis angklung terpopuler. Selain tersebar ke seluruh Nusantara, alat musik ini terkenal di dunia karena satu perangkat dengan Reog. Juga, sebagai karya seni purba. Bahkan, angklung bernada pertama di dunia berasal dari Sambit, Ponorogo.

Angklung yang berumur 250 tahun tersebut berada di museum Sri Baduga Bandung. Menariknya sebelum berdirinya Kerajaan Kediri, pada abad ke-9 Angklung Reyog adalah senjata perisai bagi militer Kerajaan Bantarangin saat menghadapi serangan Kerajaan Lodaya.

Terompet Reyog Ponorogo Jawa Timur

Seperti halnya Angklung Reyog, kesenian Reog Ponorogo juga menghasilkan alat musik daerah Jawa Timur lainnya, yakni Terompet Reyog. Sebuah alat musik tiup yang turut mengiringi kesenian yang kental dengan hal-hal berbau mistik dan ilmu kebatinan itu.

Musik Tradisional Angklung Banyuwangi

Angklung Banyuwangi merujuk pada seni pertunjukan Banyuwangi yang di dalamnya menggunakan alat musik angklung khas Banyuwangi sebagai instrumen utamanya. Dalam hal ini ada empat seni pertunjukan Angklung Banyuwangi, di antaranya sebagai berikut :

Angklung Caruk

"caruk" dalam bahasa Banyuwangi berarti pertemuan. Seni pertunjukan ini menampilkan dua kelompok yang bersaing mempertunjukkan performa mereka dalam bermain angklung. Dalam perkembangannya, ada juga Angklung Blambangan dengan penambahan instrumen gong dan alat musik Gandrung.

Angklung Tetak

"tetak" berarti berjaga di malam hari. Sesuai dengan penamaannya, angklung jenis ini pada awalnya berfungsi sebagai alat ronda jaga malam di desa Glagah, Banyuwangi. Alat musik ini mulai terkenal pada tahun 1950 dan mengalami penyempurnaan dalam segi irama pada tahun 1974.

Angklung Paglak

"paglak" merupakan istilah lokal Banyuwangi untuk menyebut gubuk sederhana di persawahan. Para petani di Banyuwangi biasanya menjaga sawah mereka di gubuk tersebut sambil memainkan alat musik angklung. Oleh karena itu, alat musik ini dinamakan dengan Angklung Paglak.

Alat Musik Kendang Khas Banyuwangi

Kendang Banyuwangi juga merupakan alat musik tradisional Jawa Timur khas Kabupaten Banyuwangi. Seperti alat musik kendang pada umumnya, cara memainkan Kendang khas Banyuwangi adalah dengan cara menabuhnya dengan tangan, tanpa menggunakan alat bantu.

Kendang jenis ini biasa terbuat dari bahan kayu Glugu Tua atau kayu Nangka Galih, kulit sapi, serta rotan sebagai tali pengikatnya. Umumnya berukuran panjang 53 cm dengan lebar 22 cm. Fungsinya untuk mengiringi kesenian khas Banyuwangi. Tari Gandrung misalnya.

Saronen, Alat Musik Madura Jawa Timur

Alat musik Jawa Timur selanjutnya adalah Saronen, yang tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan masyarakat Madura. Alat musik tiup ini menghasilkan suara yang dinamis, rancak, dan cenderung riang senada dengan karakteristik orang Madura yang tegas, polos, dan terbuka.

Istilah "saronen" dalam bahasa Madura "sennenan" berarti hari Senin. Sejarah Saronen erat kaitannya dengan terompet (selompret) dalam Reog Ponorogo. Bermula dari Arya Penoleh yang datang ke Ponorogo untuk mengunjungi kakaknya Batara Kalong yang berkuasa di sana.

Kedatangan penguasa Sumenep, Madura ini disambut dengan kesenian Reog. Sejak saat itu, Sumenep banyak menerapkan Gamelan Reog sebagai pengiring musik kesenian tradisionalnya. Salah satunya adalah Selompret Reyog yang dalam bahasa lokal Madura bernama Saronen.

Terkait penamaannya, nama Saronen berawal dari Kyai Khatib Sendang yang memakai alat musik tersebut sebagai sarana dakwah. Setiap hari pasaran yang jatuh di hari senin, beliau berdakwah bersama pengikutnya sambil menghibur pengunjung pasar menggunakan Saronen.

Alat Musik Rending Madura Jawa Timur

Rending juga merupakan alat musik Jawa Timur yang berasal dari Madura. Sebuah alat musik sederhana terbuat dari silatan (kulit) bambu berukuran panjang sekitar 12,5 cm. Bagian tengahnya dikerat menjadi belahan memanjang yang halus difungsikan sebagai alat penimbul getaran.

Alat musik ini dimainkan di mulut. Jika pangkal ujungnya ditarik dengan untaian tali yang terikat erat, maka timbul suara melalui proses rongga mulut sebagai ruang gema atau resonator. Rending merupakan hiburan bagi petani Madura di waktu senggang saat menunggu padi menguning.

Ul-Daul (Tong-Tong) Madura Jawa Timur

Tong-Tong merupakan kentongan khas Madura yang pada awalnya berfungsi untuk membangunkan orang sahur di saat bulan puasa Ramadhan. Seiring perkembangannya, alat musik tradisional ini pun akhirnya menjadi bagian dari seni pertunjukan musik, yakni Ul-Daul di Madura.

Dalam Ul-Daul, tong-tong tidaklah berdiri sendiri. Kentongan tersebut berkombinasi dengan beberapa alat musik lainnya seperti dung-dung, dug-dug, bung-bung dan alat musik sejenisnya. Termasuk juga melibatkan beberapa perangkat gamelan seperti peking, kenong dan gendang.

Kendang Sentul (Jimbe) Blitar Jawa Timur

Kendang Sentul adalah alat musik kendang khas Blitar, Jawa Timur. Nama Kendang Sentul merujuk pada pembuatnya yang pertama berasal dari Desa Sentul. Selain itu, ada juga yang menyebutnya Kendang Jimbe karena pemesan pertama kendang ini berasal dari Desa Jimbe.

Kendang Sentul berbahan kayu mahoni dan kulit sapi untuk menghasilkan suaranya. Selebihnya ada tali pengikat, seperti tali sepatu dan tali alpin. Sentul, sebagai wilayah yang memproduksi alat musik Jawa Timur ini pun semakin populer dan kini menjadi daerah tujuan wisata.


Demikian beberapa contoh alat musik tradisional yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur. Tentu, yang tersebut di atas belumlah mencakup semua alat musik di Jawa Timur. Jika tertarik dengan kesenian Jawa Timur, Anda juga bisa membaca Tarian Tradisional Jawa Timur.

Artikel Terkait

Posting Komentar