Tari Rejang Bali, Sejarah, Jenis, Fungsi, Busana & Musik Pengiring

Posting Komentar

Tari Rejang Bali. Secara umum, kesenian tari di Pulau Dewata Bali telah terklasifikasikan menjadi tiga jenis tari. Yang pertama adalah tari wali yang sakral sebagai bagian dari ritual keagamaan. tari bebali yang bersifat semi sakral dan tari balih-balihan yang murni berfungsi hiburan.

Ketika merujuk pada zaman Bali Kuno, ada dua transformasi kesenian tari Bali. Pertama adalah melalui guru-guru tua yang memberikan pelajaran secara personal. Kemudian yang kedua adalah yang berbau gaib, yakni transformasi ketika seorang penari hanya bertindak sebagai medium.

Kategori yang terakhir biasanya melibatkan penari-penari suci atau yang belum akil balik. Mereka mengalami proses kerawuhan – suatu ecstay, dan menari dalam keadaan kehilangan kesadaran saat menari Rejang Pendet atau Tari Sanghyang di pura-pura Hindu (Bandem, 1996:67).

Sejarah Tarian Rejang Bali

Dalam Sejarahnya, Tari Rejang Bali telah menjadi bagian dari upacara keagamaan masyarakat Bali sejak zaman pra-Hindu. Merujuk pada fungsinya, tari ini merupakan tari persembahan suci yang bertujuan untuk menyambut kedatangan dan menghibur para Dewa yang turun dari kahyangan.

Melalui puja mantra dan sesaji, Rejang tersaji untuk mengundang Dewata turun dari kahyangan. Sesuai dengan keyakinan masyarakat Hindu Bali, dalam proses tersebut para Dewa akan bersemayam pada benda-benda suci seperti pratima yang berada di tempat-tempat suci atau pelinggih.

Tarian ini biasanya tampil dalam upacara Dewa Yadnya seperti Odalan di pura-pura dalam kalangan Masyarakat Hindu Bali. Penarinya adalah para penari putri dengan penyajian tari secara massal atau berkelompok, baik melibatkan penari pilihan maupun campuran dari berbagai usia.

Penari berbaris melingkari halaman pura atau pelinggih yang kadang kala menari dengan berpegangan tangan. Gerakan tari ini sangat sederhana dan lemah lembut namun progresif dan lincah. Penari menari dengan khidmat, penuh rasa pengabdian pada Dewa-Dewi Hindu dan penuh penjiwaan.

Busana dan Pengiring Tari

Dalam hal tata busana, para penari Rejang Bali biasanya memakai Pakaian Adat Bali dengan desain khusus untuk upacara keagamaan. Dengan dominasi warna kuning dan putih, kostum para penari terdiri dari kain putih yang panjang yang mereka kenakan dari bawah hingga pinggang.

Pada bagian atas busana Tari Rejang Bali, penari memakai serangkaian kain panjang seperti selendang yang berwarna kuning di badan penari menutupi kain putih bagian atas. Selebihnya pada bagian kepala, penari menggunakan mahkota yang dibuat dengan ornamen bunga-bunga.

Untuk tata rias para penarinya sederhana dan terkesan natural. Musik pengiring menggunakan Gong Kebyar, meski ada juga penggunaan Gamelan Bali lain seperti Gamelan Selonding atau Gamelan Gambang. Selain itu dalam pertunjukan Tari Rejang, ada juga iringan vokal tembang atau kidung.

Jenis-Jenis Tari Rejang Bali

Masyarakat Bali telah mengklasifikasikan Tari Rejang ke dalam beberapa jenis, di antaranya berdasarkan :

  1. Status sosial penarinya (Rejang Deha: penarinya adalah remaja putri)
  2. Cara menarikannya (Rejang Renteng : ditarikan dengan saling memegang selendang)
  3. Tema dan perlengkapan tarinya terutama hiasan kepalanya (Rejang Oyopadi, Rejang Galuh, Rejang Dewa dll).

Ada juga Tari Rejang Palak, Rejang Mombongin, Rejang Makitut dan Rejang Dewa di desa Tenganan dalam upacara "Aci Kasa". Perbedaan Tarian Rejang dapat terlihat dari simbol-simbol dan benda sakral yang menyertai penarinya, pola geraknya, cara menarikannya maupun tata busananya.

Referensi
  1. http://babadbali.com/se...
  2. http://negerikuindonesia.com/20...

Artikel Terkait

Posting Komentar