Tari Pendet Bali - Sejarah, Fungsi, Gerak, Busana, dan Kontroversi

Posting Komentar

Tari Pendet merupakan salah satu tarian tradisional Bali yang sangat populer. Pada awal sejarahnya, tari ini tercipta sebagai sebuah tari pemujaan yang merupakan lambang penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia.

Dahulu tarian ini tersaji di tempat peribadatan umat Hindu (Pura). Selanjutnya seiring perkembangan jaman, tarian ini mengalami perubahan dalam gerakan dan juga fungsinya yang lebih menjadi Tarian Ucapan Selamat Datang.

Sejarah Tarian Pendet

Adalah I Wayan Rindi, maestro tari Bali yang telah terkenal luas sebagai penggubah Tari Pendet. Pada awal penciptaannya pada tahun 1950, Tari Pendet merupakan tarian sakral sebagai simbol penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia.

Tarian Pendet mengalami beberapa perubahan fungsi dan gerakan pada tahun 1961. Melalui I Wayan Beratha, selanjutnya tarian ini juga berfungsi untuk penyambutan tamu dengan penambahan jumlah penarinya, yakni menjadi 5 orang penari.

Berselang setahun kemudian, I Wayan Beratha dan kawan-kawan menciptakan Tari Pendet massal. Tarian ini melibatkan para penari yang jumlahnya tidak kurang dari 800 orang, untuk tampil dalam upacara pembukaan Asian Games di Jakarta.

Fungsi Tarian Pendet

Tari Pendet Sakral atau tarian yang berfungsi sebagai ritual keagamaan biasanya tampil secara berpasangan oleh penari putri. Tarian ini tersaji setelah Tari Rejang dengan lebih dinamis di halaman Pura menghadap ke pelinggih (arah suci).

Para penari berdandan selayaknya penari upacara keagamaan dengan memakai pakaian upacara. Masing-masing penari membawa perlengkapan sesaji persembahan, seperti sangku (wadah air suci), kendi, cawan, dan lain sebagainya.

Mereka membawa mangkuk perak berisi bunga yang nantinya pada akhir tarian, para penari menaburkan bunga ke arah penonton sebagai ucapan selamat datang. Tarian ini tampil untuk menyambut tamu atau memulai suatu pertunjukkan (1999: 47).

Dari segi fungsionalitas, Tari Pendet mempunyai 2 fungsi yaitu sebagai tari wali yang biasanya tampil di Pura pada saat ada upacara. Fungsi yang kedua yaitu sebagai tari balih-balihan yang biasanya tersaji sebagai tari penyambutan para tamu.

Penyajian Tari Pendet

Tari Pendet tidak seperti tarian lainnya yang memerlukan pelatihan intensif. Semua orang bisa menarikannya, baik pria atau wanita, dewasa maupun gadis. Diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang tampil di banjar-banjar.

Para gadis muda mengikuti gerakan para wanita senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik. Tari Pendet ini pun sekarang menjadi tarian penyambutan bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali.

Gerak dan Busana Tari

Gerakan dan tata busana merupakan unsur penting pada umumnya tarian tradisional, tidak terkecuali dalam Tari Pendet Bali. Dalam pementasannya, Tarian Pendet memerlukan beberapa macam perlengkapan busana dan juga properti.

Perlengkapan busana dan propertinya meliputi sabuk prada, anteng, songket, dan bokor. Terkait gerakan tari, para penari Pendet yang muda mengikuti gerak penari perempuan senior di depan mereka. Berikut ini adalah detail pembagian gerakannya :

  1. Ngumbang luk penyalin, berjalan ke muka belok kanan kiri dan ngentrag.
  2. Duduk bersimpuh mengambil bunga lalu menyembah dengan manganjali.
  3. Leher ngilek ke samping kanan seraya nyeledet (gerakan ini berlangsung 3x berturut-turut).
  4. Ngagem kanan kemudian luk nerudut dan nyeledet ke kiri.
  5. Ngenjet gerak peralihan untuk perpindah dan menjadi agem kanan.
  6. Ngotag pinggang bertukar tempat dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
  7. Ngelung rebah ke kiri dan kanan yang disertai dengan angumad tarik kanan dan kiri.
  8. Ngumbang ombak segera berjalan belok ke belakang dan ke muka.
  9. Nyeregseg ngider berputar ke kanan dan kiri berturut-turut sampai 2 atau 3 kali.
  10. Ngelung kiri kanan beserta nyeledet kiri kanan lalu beranjak 2 terus berjalan.
  11. Ngentrag berjalan cepat terus ngeseh dan menabur bunga sambil berjalan ngumbang luk penyalin.
  12. Metanjek ngandang berputar ke kiri dan ditutup dengan gerakan nyakup bawa.

Sementara itu, apabila merujuk pada gerakan dasarnya, gerakan dalam Tari Pendet Bali terbagi menjadi beberapa macam, di antaranya sebagai berikut:

  1. Ngumbang luk penyalin.
  2. Leher ngilek.
  3. Nyeledet.
  4. Agem kanan.
  5. Luk nerusut.
  6. Agem kiri.
  7. Ngumbang ombak.

Masih sehubungan dengan gerakannya, ternyata tarian Pendet memiliki banyak sekali komposisi gerakan. Seperti terlihat pada, selain gerakan agem kanan terdapat pula gerakan agem kiri. Adapun gerakan angsel selalu menjadi gerakan transisi.

Pada dasarnya motif gerak tarian ini hanyalah megol, ngelung, agem kanan dan kiri, nyeregseg, ulap-ulap, dan tabur bunga. Motif gerak kemudian distilir dan distorsi, terjadi beberapa pengulangan seperti secara persis, gema ulang, dan yang lainnya.

Kotroversi Tari Pendet

Jika Anda masih ingat, Tari Pendet pernah menjadi kontroversi dan menjadi sorotan saat tampil pada program televisi Enigmatic Malaysia Discovery Channel. Pada program tersebut, Malaysia mengklaim Tari Pendet sebagai bagian dari kebudayaannya.

Masyarakat Indonesia, khususnya di Bali sangat menyesalkan kejadian ini. Selain belum ada lembaga hak cipta, tari Bali belum terpatenkan karena kandungan nilai spiritualnya yang luas dan tak bisa termonopoli sebagai ciptaan manusia atau bangsa tertentu.

Namun, pemerintah Malaysia menyatakan tidak bertanggung jawab atas iklan tersebut karena pembuatnya adalah Discovery Channel Singapura. Akhirnya perusahaan televisi Singapura tersebut melayangkan surat permohonan maaf kepada kedua negara.

Mereka menyatakan bahwa jaringan televisinya bertanggung jawab penuh atas penayangan iklan program tersebut. Meski demikian, penayangan tari dalam program televisi mengenai Malaysia ini sempat memicu sentimen Anti-Malaysia di Indonesia.

Referensi
  1. academia.edu/10761859...

Artikel Terkait

Posting Komentar